Praktik tradisi ‘pernikahan hantu’ di Tiongkok pada tahun 1992.
Foto: vivianlawry.com
Jendela Edukatif – Perjodohan hingga proses mencari jodoh secara virtual merupakan suatu hal yang kerap ditemukan dan dilakukan oleh pria maupun perempuan lajang untuk mencari pasangan. Namun, tidak seperti proses mencari jodoh pada umumnya, di Tiongkok terdapat tradisi ‘pernikahan hantu’. Tradisi ini telah dipercaya dan dilakukan oleh masyarakat Tiongkok di beberapa wilayah selama 3000 tahun. Pernikahan hantu yang sering disebut Ghost Marriage atau Minghun ini merupakan tradisi dimana mereka mengadakan pernikahan bagi arwah atau orang-orang yang telah meninggal. Minghun dilakukan untuk menikahkan mereka yang meninggal dalam keadaan masih lajang atau belum melakukan pernikahan semasa hidupnya.
Terdapat berbagai alasan yang melatarbelakangi dilakukannya tradisi ‘Minghun’ ini. Salah satunya adalah untuk memastikan mereka yang meninggal sebelum melakukan pernikahan semasa hidupnya tidak sendirian di alam baka.
Kepercayaan masyarakat Tiongkok akan kehidupan setelah kematian sangat kuat. Orang-orang yang meninggal sebelum melakukan pernikahan dianggap tidak bahagia dan dapat mendatangkan malapetaka atau nasib malang seperti kerugian finansial, penyakit, dan lain sebagainya.
Dilansir dari BBC yang dikutip oleh GridHype.ID, terdapat banyak upacara pernikahan hantu yang diadakan pada 2016 di Shanxi Cina. Pernikahan hantu tersebut menjadi sangat populer ketika banyak pria lajang yang meninggal karena bekerja di industri pertambangan batu bara.
Dalam tradisi Minghun atau pernikahan hantu antara dua arwah orang yang sudah meninggal, keluarga pengantin biasanya meminta mahar seperti perhiasan, pelayan, serta rumah mewah yang semuanya dalam bentuk kertas. Mahar-mahar tersebut nantinya akan dibakar sehingga dapat dipindahkan ke alam baka dan kedua mempelai hantu dapat hidup nyaman dan bahagia.
Baca Juga : festival Holi India : Dibalik Warna-Warni Kebahagian Holi
Kertas persembahan berupa uang dan barang-barang mewah yang dibakar pada pernikahan hantu untuk memberikan kenyamanan bagi pasangan suami istri di akhirat.
Foto: vivianlawry.com
Dalam tradisi Minghun, biasanya terdapat nisan kedua mempelai hantu dan sebuah perjamuan. Menggali tulang-tulang mempelai perempuan untuk ditempatkan di dalam kubur mempelai pria juga sangat penting dalam tradisi Minghun masyarakat Tiongkok.
Pada awalnya, tradisi Minghun hanya dilakukan kepada orang-orang yang sudah meninggal dimana orang yang masih hidup menikahkan dua orang (pria dan perempuan) lajang yang telah meninggal. Namun, seiring berkembangnya waktu tradisi ini melibatkan orang yang masih hidup dinikahkan dengan arwah orang yang sudah meninggal.
Pelaksanaan tradisi ‘Minghun’’ bagi pasangan yang telah bertunangan dari Taipei dengan menikah secara anumerta meski telah meninggal bersama dalam bencana tanah longsor sebelum upacara pernikahan dilaksanakan.
Foto: vivianlawry.com
Dilansir dari BBC, tradisi Minghun yang dilakukan di Taiwan memiliki cara yang berbeda dengan tradisi Minghun di Cina. Di Taiwan, apabila yang meninggal seorang perempuan lajang, maka keluarganya akan menaruh amplop atau bungkusan berwarna merah berisikan uang tunai, uang kertas, seikat rambut, dan kuku, di tempat terbuka. Setelahnya, mereka akan menunggu sampai seorang pria mengambil bungkusan tersebut.
Pria pertama yang mengambil bungkusan tersebut akan terpilih untuk menikahi jenazah pengantin perempuan, jika ia menolak untuk menikah, maka ia dipercaya akan dirundung nasib buruk. Walaupun ritual pernikahannya mirip, tradisi Minghun di Taiwan tidak perlu menggali tulang belulang seperti tradisi Minghun di Cina daratan.
Penulis: Syarah Adelia Nakano
Editor: Aurelius Fransisco
2 Comments
serem ya tradisinya ...
ReplyDeleteBudaya luar banyak ragamnya jugaa ya 👏🏻
ReplyDelete