Pemaparan Materi Seminar Nasional Chemistry Fair UI 2023
Oleh Trimo Pamudji Al Djono pada Minggu (01/10) Melalui Siaran Zoom.
Foto: Tangkapan Layar Zoom Seminar Nasional Chemistry Fair UI 2023
Jendela Edukatif – Chemistry Fair UI 2023 dari Jurusan Kimia Universitas Indonesia telah menyelenggarakan seminar nasional bertemakan ‘Clean Water for a Healthy Future: The Importance of Water Sanitation in Protecting Public Health and the Environment’ yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada Minggu (01/10).
Seminar Nasional merupakan salah satu acara unggulan dalam rangkaian Chemistry Fair UI 2023. Dilansir dari laman resmi Chemistry Fair UI, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ilmu kimia, agar siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum dapat mengenal dan mempelajari lebih dalam mengenai konsep-konsep kimia yang mendasar serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mengatasi pencemaran air.
Acara berlangsung mulai pukul 10.00 WIB dan dibawakan oleh Dinda Salsabila selaku MC Seminar Nasional Chemistry Fair 2023 dan Bulqiah Jagad Mauladan selaku moderator. Seminar Nasional ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Trimo Pamudji Al Djono (Water and Sanitation Specialist & Director dari Yayasan Inovasi Pembangunan Hijau), Fei Febri (CEO Bank Sampah Bersinar), dan Franz Sinaga (WASH Manager dari Wahana Visi Indonesia).
Pada sesi materinya Fei Febri menyampaikan erdapat setidaknya empat puluh persen sampah yang tidak terkelola di Jawa Barat selama tahun 2022. Berdasarkan hasil laporan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), terdapat sejumlah 4,89 juta ton sampah yang dihasilkan di Jawa Barat dan hanya sebanyak 2,88 juta ton sampah yang berhasil dikelola selama tahun 2022. Menurut laporan SIPSN jumlah tersebut berarti setara dengan 59% sampah yang berhasil dikelola dari total 4,89 juta ton hasil sampah yang ada di Jawa Barat pada tahun 2022. “Empat puluh persennya kemana? Empat puluh persennya di jalanan, di sungai, dan akhirnya mencemari air,” ungkap Fei Febri.
Trimo Pamudji dalam sesi materinya mengenai ‘Pembangunan Sektor Air Minum: Studi Kasus Penanganan Kumuh Perkotaan’ menyampaikan bahwa rumah tangga yang berada di dalam kawasan kumuh (biasanya masyarakat berpendapatan rendah) selama ini sulit untuk mendapatkan layanan air minum langsung dari PDAM. Tidak adanya layanan air minum tersebut membuat maraknya fenomena praktik pencurian air dari pipa PDAM yang melintas di kawasan-kawasan tersebut. Menurut Trimo, PDAM harus tetap menambah wilayah cakupan layanannya agar permasalahan kesulitan mendapatkan layanan air minum langsung dari PDAM ini dapat terselesaikan.
Franz Sinaga dalam sesi materinya mengenai ‘Water Changes Life’ menyatakan, semua orang berhak mendapatkan akses air minum yang cukup dan aman. Tujuh puluh persen tubuh kita adalah air, memberikan air artinya memberikan kehidupan. Air berhubungan langsung dengan kesehatan, bahkan pertumbuhan bayi agar tidak terkena stunting dipengaruhi oleh air, papar Franz.
Penulis: Syarah Adelia Nakano
Editor: Aurelius Fransisco
0 Comments