Menilik Kembali Fotografi Lawas, Fotkom 401 Gelar Karya Pinhole Photography ‘Bring Back the Memories’


Pengunjung Penasaran Melihat Karya Pinhole Photography Melalui Filter Negative Smartphone pada Pameran ‘Bring Back the Memories’ di Kopi CaraKita, Minggu (08/10). 

Foto : Syarah Adelia Nakano


Yogyakarta, Jendela Edukatif – Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta yang tergabung dalam Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Fotkom 401 mengadakan gelar karya pinhole photography bertajuk ‘Bring Back the Memories’. Acara ini berlangsung selama dua hari (7-8 Oktober) di Kopi CaraKita pada akhir pekan lalu.

‘Bring Back the Memories’ merupakan acara gelar karya seni fotografi yang digelar oleh KSM Fotkom 401. "Secara sederhana bring back the memories sendiri itu memiliki arti bahwa setiap orang memiliki hal-hal yang berharga dari diri mereka. Terlepas dari apapun itu, mungkin dari kenangan, dan dari kenangan itu juga mencakup berbagai hal seperti benda, dan lain sebagainya,” ungkap salah seorang pameris, Rizky Tri Atmojo.

Baca Juga : Pamerkan Kreativitas, Mahasiswa FOSRA SEKRUP UKM FMIPA UNY Gelar Pameran Karya Seni

Karya seni yang dipamerkan dalam acara ini merupakan karya fotografi hasil dari kamera lawas, yaitu pinhole camera yang menggunakan kertas darkroom. Pinhole Camera atau kamera lubang jarum merupakan bentuk kamera yang paling sederhana yang hanya memanfaatkan ruang kedap cahaya, lubang jarum sebagai bukan kamera atau aperture yang sangat kecil, dan bahan peka cahaya berupa kertas.  

Atmojo mengungkap, gelar karya pinhole photography bertajuk ‘Bring Back the Memories’ ini diadakan untuk mengingat kembali dan menyebarkan wawasan kepada masyarakat umum mengenai bagaimana proses fotografi lawas dilakukan sebelum ditemukan teknologi kamera digital. "Kita gak boleh lupa kalo dari awal proses terbentuknya kamera tu seperti ini, dan sebelum ada kamera digital seperti sekarang juga kita melalui banyak proses mulai dari kamera sederhana sampai kamera digital,” ujar Atmojo. “Kami mau mengangkat bahwa ternyata ada loh cetak-cetak lain yang gak cuma dicetak melalui (teknologi) digital, seperti cetak lubang jarum ini," lanjutnya. 

Atmojo menerangkan bahwa pinhole camera memiliki proses yang sangat berbeda dibandingkan dengan kamera digital dan teknologi cetak digital pada umumnya. "Kalo dari proses lubang jarum itu kita memiliki dua proses, yang pertama proses perekaman objek. Disitu kita hanya membutuhkan kertas peka cahaya sama kamera lubang jarum itu sendiri. Selanjutnya, proses kedua itu namanya proses developing, untuk proses developing sendiri cukup unik ya, Kita menggunakan developer, lalu ada stopbath, lalu juga proses perendaman fixer."

Muhammad Rayhan Firdausi seorang pameris yang juga membagikan pengalamannya mengenai proses kamera lubang jarum ini. “Ini hal baru buatku. Pertama kalinya aku pameran motretnya gak pake kamera digital, bener-bener pake kamera yang bikin sendiri. Jadi kamera bikin sendiri, kamera lubang jarum. Terus kita motret (menggunakan kamera lubang jarum), terus jadi, hasilnya kita develop kertasnya,” ungkap Rayhan. “Jadi sama sekali gak melewati proses digital. Itu seneng sih, asik aja, karena gak semuanya harus serba digital untuk kita bisa motret itu. Itu yang membedakan dari pameran-pameran sebelumnya juga,." tambahnya.

Karya Pinhole Photography Pameran ‘Bring Back the Memories’ Milik Muhammad Rayhan Firdausi di Kopi CaraKita, Minggu (08/10).

Foto : Syarah Adelia Nakano


Rayhan juga menyampaikan, bahwa proses fotografi lawas seperti kamera lubang jarum ini tidak mudah meskipun menggunakan peralatan yang sederhana. “Lebih banyak banyak riset. Karena untuk bisa sempurna itu emang gak dengan waktu yang singkat. Untuk bisa sempurna dalam suatu hal, khususnya di kamera lubang jarum ini emang cukup membutuhkan waktu yang agak lama. Karena dari pembuatan kamera terus bisa paham pengukuran jaraknya, terus efek efeknya yang dihasilkan, misal kamera bocor, terus menanganinya juga,” ujar Rayhan. 

"Jangan pernah takut buat mencoba, jangan pernah males buat mencoba, dan jangan pernah takut untuk gagal. Karena dari kegagalan dan proses percobaan teru-menerus itu kita bisa belajar, kalau segala sesuatu itu gak mungkin didapat dengan hasil yang instan," tambah Atmojo.

Terdapat sejumlah 43 karya hasil fotografi kamera lubang jarum yang dapat dinikmati pengunjung di pameran kali ini. Keunikan lain yang dimiliki oleh pameran pinhole photography ini adalah pengunjung dapat melihat hasil foto positive melalui smartphone dengan memindai barcode filter negative yang telah tersedia di dekat karya. 

Gelar karya kamera lubang jarum ini berhasil menarik perhatian banyak pengunjung, mulai dari orang awam hingga, teman-teman mahasiswa dari berbagai komunitas fotografi. Pada hari kedua pameran, Minggu (08/10), terdapat materi Prewedding Photography yang yang dibuka untuk umum. Selain mengunjungi pameran, pengunjung juga dapat berkumpul dan nongkrong bersama teman-teman sambil menikmati kopi yang dapat di beli di cafe Kopi CaraKita. 

Pengunjung Penasaran Memperhatikan Penjelasan Metode Pinhole Photography pada Pameran ‘Bring Back the Memories’  di Kopi CaraKita, Minggu (08/10). 

Foto : Syarah Adelia Nakano


Pengunjung Penasaran Melihat Karya Melalui Filter Negative Smartphone pada Pameran ‘Bring Back the Memories’ di Kopi CaraKita, Minggu (08/10). 

Foto : Syarah Adelia Nakano

 


Penulis : Syarah Adelia Nakano

Editor : Sabicha Ulinnuha 

```````````




Post a Comment

2 Comments

  1. fotografi ternyata banyakk jenisnya, jadi tau gmn cara kerja kamera

    ReplyDelete
  2. keren bgt camera pinhole

    ReplyDelete